Mohon Tunggu..

  • Qari Abdullah-Al-Juhany
  • Qari Abdul-Muhsin-Al-Qasim
  • Qari Abdurrahman-as-Sudais
  • Qari Ibrahim-Al-Dossari
  • Qari Misyari-Rasyid-Al-Afasy

Deskripsi : Surat Al Buruuj terdiri atas 22 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Asy-Syams.
Dinamai Al Buruuj (gugusan bintang) diambil dari perkataan Al Buruuj yang terdapat pada ayat 1 surat ini.
Ayat ke : 1
Tafsir : Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan langit yang mempunyai gugusan bintang-bintang yang luar biasa besarnya dan tak terhitung jumlah bintang di dalamnya. Sebagian sangat jauh jaraknya dari bumi sehingga cahayanya dalam perhitungan biasa baru sampai kepada kita setelah ribuan tahun lamanya, bahkan ada pula yang setelah miliaran tahun. Allah bersumpah dengan gugusan bintang karena mempunyai keajaiban yang luar biasa dan mengandung hikmah yang besar dan banyak serta sangat berguna bagi manusia dalam kehidupannya. Berbagai keajaiban dan hikmah itu menunjukkan kepada kita tentang kebesaran penciptanya yang Mahakuasa dan Mahatinggi ilmu-Nya serta Mahabijaksana.
Ayat ke : 2
Tafsir : Dalam ayat kedua, Allah bersumpah dengan hari yang dijanjikan-Nya, yaitu hari Kiamat, serta hari kepastian dan pembalasan. Ketika itu, hanya kekuasaan dan hukum Allah-lah yang berlaku.
Ayat ke : 3
Tafsir : Dalam ayat yang ketiga, Allah bersumpah dengan alam semesta ini yang dapat memalingkan perhatian. Ringkasnya, Allah bersumpah dengan alam semesta agar dapat memalingkan manusia memikirkan kebesaran dan keagungan-Nya, agar mereka dapat mengambil manfaat dari apa yang dapat mereka lihat itu dan agar mereka mencurahkan perhatiannya untuk dapat memperoleh hakikat dan rahasia alam yang masih tersembunyi.
Ayat ke : 4
Tafsir : Dalam ayat-ayat ini diterangkan bahwa Allah telah membinasakan Najran, sebuah kota di Yaman, karena penduduknya telah menyiksa dan membunuh para pengikut Nabi Isa (orang-orang Nasrani) yang meninggalkan agama pembesar-pembesar negeri itu, yaitu agama Yahudi dan memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Isa dengan memasukkan mereka ke dalam parit-parit yang telah mereka gali dan diberi api yang menyala-nyala. Orang-orang kafir negeri itu duduk di sekitar parit-parit itu menyaksikan siksaan yang tidak berperikemanusia-an itu. Siksaan itu sebenarnya tidak patut mereka lakukan sebab orang-orang itu tidak mempunyai kesalahan yang besar. Mereka menyiksa hanya karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji, yang mempunyai kerajaan langit dan bumi serta berkuasa atas semua yang ada pada keduanya. Sungguh tidak ada jalan bagi orang yang zalim itu untuk lari dari kekuasaan-Nya. Bagi orang-orang mukmin siksaan dan pembunuhan ini hanyalah merupakan cobaan dan ujian yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan abadi apabila mereka tetap sabar dengan tetap beriman kepada Allah.
Ayat ke : 5
Tafsir : Dalam ayat-ayat ini diterangkan bahwa Allah telah membinasakan Najran, sebuah kota di Yaman, karena penduduknya telah menyiksa dan membunuh para pengikut Nabi Isa (orang-orang Nasrani) yang meninggalkan agama pembesar-pembesar negeri itu, yaitu agama Yahudi dan memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Isa dengan memasukkan mereka ke dalam parit-parit yang telah mereka gali dan diberi api yang menyala-nyala. Orang-orang kafir negeri itu duduk di sekitar parit-parit itu menyaksikan siksaan yang tidak berperikemanusia-an itu. Siksaan itu sebenarnya tidak patut mereka lakukan sebab orang-orang itu tidak mempunyai kesalahan yang besar. Mereka menyiksa hanya karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji, yang mempunyai kerajaan langit dan bumi serta berkuasa atas semua yang ada pada keduanya. Sungguh tidak ada jalan bagi orang yang zalim itu untuk lari dari kekuasaan-Nya. Bagi orang-orang mukmin siksaan dan pembunuhan ini hanyalah merupakan cobaan dan ujian yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan abadi apabila mereka tetap sabar dengan tetap beriman kepada Allah.
Ayat ke : 6
Tafsir : Dalam ayat-ayat ini diterangkan bahwa Allah telah membinasakan Najran, sebuah kota di Yaman, karena penduduknya telah menyiksa dan membunuh para pengikut Nabi Isa (orang-orang Nasrani) yang meninggalkan agama pembesar-pembesar negeri itu, yaitu agama Yahudi dan memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Isa dengan memasukkan mereka ke dalam parit-parit yang telah mereka gali dan diberi api yang menyala-nyala. Orang-orang kafir negeri itu duduk di sekitar parit-parit itu menyaksikan siksaan yang tidak berperikemanusia-an itu. Siksaan itu sebenarnya tidak patut mereka lakukan sebab orang-orang itu tidak mempunyai kesalahan yang besar. Mereka menyiksa hanya karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji, yang mempunyai kerajaan langit dan bumi serta berkuasa atas semua yang ada pada keduanya. Sungguh tidak ada jalan bagi orang yang zalim itu untuk lari dari kekuasaan-Nya. Bagi orang-orang mukmin siksaan dan pembunuhan ini hanyalah merupakan cobaan dan ujian yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan abadi apabila mereka tetap sabar dengan tetap beriman kepada Allah.
Ayat ke : 7
Tafsir : Dalam ayat-ayat ini diterangkan bahwa Allah telah membinasakan Najran, sebuah kota di Yaman, karena penduduknya telah menyiksa dan membunuh para pengikut Nabi Isa (orang-orang Nasrani) yang meninggalkan agama pembesar-pembesar negeri itu, yaitu agama Yahudi dan memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Isa dengan memasukkan mereka ke dalam parit-parit yang telah mereka gali dan diberi api yang menyala-nyala. Orang-orang kafir negeri itu duduk di sekitar parit-parit itu menyaksikan siksaan yang tidak berperikemanusia-an itu. Siksaan itu sebenarnya tidak patut mereka lakukan sebab orang-orang itu tidak mempunyai kesalahan yang besar. Mereka menyiksa hanya karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji, yang mempunyai kerajaan langit dan bumi serta berkuasa atas semua yang ada pada keduanya. Sungguh tidak ada jalan bagi orang yang zalim itu untuk lari dari kekuasaan-Nya. Bagi orang-orang mukmin siksaan dan pembunuhan ini hanyalah merupakan cobaan dan ujian yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan abadi apabila mereka tetap sabar dengan tetap beriman kepada Allah.
Ayat ke : 8
Tafsir : Dalam ayat-ayat ini diterangkan bahwa Allah telah membinasakan Najran, sebuah kota di Yaman, karena penduduknya telah menyiksa dan membunuh para pengikut Nabi Isa (orang-orang Nasrani) yang meninggalkan agama pembesar-pembesar negeri itu, yaitu agama Yahudi dan memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Isa dengan memasukkan mereka ke dalam parit-parit yang telah mereka gali dan diberi api yang menyala-nyala. Orang-orang kafir negeri itu duduk di sekitar parit-parit itu menyaksikan siksaan yang tidak berperikemanusia-an itu. Siksaan itu sebenarnya tidak patut mereka lakukan sebab orang-orang itu tidak mempunyai kesalahan yang besar. Mereka menyiksa hanya karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji, yang mempunyai kerajaan langit dan bumi serta berkuasa atas semua yang ada pada keduanya. Sungguh tidak ada jalan bagi orang yang zalim itu untuk lari dari kekuasaan-Nya. Bagi orang-orang mukmin siksaan dan pembunuhan ini hanyalah merupakan cobaan dan ujian yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan abadi apabila mereka tetap sabar dengan tetap beriman kepada Allah.
Ayat ke : 9
Tafsir : Pada akhir ayat ini, Allah menerangkan bahwa Ia telah menyaksikan segala sesuatunya dan dengan demikian akan memberikan balasan yang setimpal atas kekejaman yang telah dilakukan oleh orang-orang kafir itu.
Ayat ke : 10
Tafsir : Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa bagi orang-orang kafir yang menganiaya dan menyiksa orang-orang mukmin dan mereka tidak mau meninggalkan agamanya, tetap dalam kekufuran, tidak bertobat sebelum mereka meninggal, telah disediakan api neraka untuk mengazab mereka di akhirat nanti.
Ayat ke : 11
Tafsir : Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang yang beriman mengakui bahwa Tuhan Maha Esa. Oleh karena itu, mereka mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan perintah Allah dan menjauhkan diri dari semua larangan-Nya. Semua itu mereka lakukan untuk mengharapkan keridaan-Nya. Di akhirat Allah akan memberi mereka kebun-kebun yang mengalir di bawahnya anak sungai, sehingga mereka hidup bahagia abadi di dalam surga, sebagai ganjaran atas keimanan dan kepatuhan mereka.
Ayat ke : 12
Tafsir : Dalam ayat ini dijelaskan bahwa siksa yang akan ditimpakan kepada orang-orang kafir yang menganiaya, menyiksa, dan membunuh orang-orang mukmin karena tidak mau meninggalkan agama mereka, sangatlah keras. Perlu diingat bahwa Allah-lah yang telah menciptakan mereka, dan Dia pula yang menghidupkan mereka kembali. Mereka akhirnya akan kembali kepada Allah. Apabila Ia belum menyiksa mereka di dunia ini, bukanlah berarti mereka tidak akan mendapat siksaan sama sekali. Akan tetapi, siksaan itu diundurkan waktunya sampai mereka kembali kepada-Nya, yaitu pada hari Kiamat.
Ayat ke : 13
Tafsir : Dalam ayat ini dijelaskan bahwa siksa yang akan ditimpakan kepada orang-orang kafir yang menganiaya, menyiksa, dan membunuh orang-orang mukmin karena tidak mau meninggalkan agama mereka, sangatlah keras. Perlu diingat bahwa Allah-lah yang telah menciptakan mereka, dan Dia pula yang menghidupkan mereka kembali. Mereka akhirnya akan kembali kepada Allah. Apabila Ia belum menyiksa mereka di dunia ini, bukanlah berarti mereka tidak akan mendapat siksaan sama sekali. Akan tetapi, siksaan itu diundurkan waktunya sampai mereka kembali kepada-Nya, yaitu pada hari Kiamat.
Ayat ke : 14
Tafsir : Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah Maha Pengampun bagi orang-orang yang kembali kepada-Nya dengan bertobat, Maha Pengasih bagi mereka yang sungguh-sungguh dan dengan ikhlas mencintai-Nya. Allah juga mempunyai kekuasaan yang mesti berlaku, perintah-Nya tidak dapat dibantah, dan Ia berbuat apa yang Ia kehendaki. Apabila Allah menghendaki kebinasaan bagi mereka yang ingkar dan durhaka, tidak ada suatu kekuasaan pun yang dapat menghalangi-Nya.
Ayat ke : 15
Tafsir : Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah Maha Pengampun bagi orang-orang yang kembali kepada-Nya dengan bertobat, Maha Pengasih bagi mereka yang sungguh-sungguh dan dengan ikhlas mencintai-Nya. Allah juga mempunyai kekuasaan yang mesti berlaku, perintah-Nya tidak dapat dibantah, dan Ia berbuat apa yang Ia kehendaki. Apabila Allah menghendaki kebinasaan bagi mereka yang ingkar dan durhaka, tidak ada suatu kekuasaan pun yang dapat menghalangi-Nya.
Ayat ke : 16
Tafsir : Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah Maha Pengampun bagi orang-orang yang kembali kepada-Nya dengan bertobat, Maha Pengasih bagi mereka yang sungguh-sungguh dan dengan ikhlas mencintai-Nya. Allah juga mempunyai kekuasaan yang mesti berlaku, perintah-Nya tidak dapat dibantah, dan Ia berbuat apa yang Ia kehendaki. Apabila Allah menghendaki kebinasaan bagi mereka yang ingkar dan durhaka, tidak ada suatu kekuasaan pun yang dapat menghalangi-Nya.
Ayat ke : 17
Tafsir : Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan dalam bentuk pertanyaan kepada Nabi Muhammad bahwa apakah telah sampai kepadanya tentang kisah Fir'aun dan kaumnya yang telah mendustakan kenabian Nabi Musa, kisah tentang kesombongan Fir'aun, dan kekufuran kaumnya, serta akibat dari perbuatan mereka, yaitu ditenggelamkan ke dalam laut. Demikian pula dengan kaum Samud yang telah mendustakan Nabi Saleh sebagai utusan Allah. Mereka telah menyembelih unta yang menjadi tanda kenabiannya. Sebagai akibatnya, Allah menurunkan siksaan-Nya kepada mereka dengan menghancurkan negeri mereka serta memusnahkan semua yang ada. Ringkasnya, orang-orang kafir itu sejak dahulu tidak berubah. Mereka selalu mengingkari kebenaran agama yang dibawa oleh para nabi utusan Allah. Mereka tentu akan menerima balasannya sebagaimana kaum-kaum sebelum mereka, bila mereka tidak bertobat dan kembali kepada jalan yang diridai Allah.
Ayat ke : 18
Tafsir : Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan dalam bentuk pertanyaan kepada Nabi Muhammad bahwa apakah telah sampai kepadanya tentang kisah Fir'aun dan kaumnya yang telah mendustakan kenabian Nabi Musa, kisah tentang kesombongan Fir'aun, dan kekufuran kaumnya, serta akibat dari perbuatan mereka, yaitu ditenggelamkan ke dalam laut. Demikian pula dengan kaum Samud yang telah mendustakan Nabi Saleh sebagai utusan Allah. Mereka telah menyembelih unta yang menjadi tanda kenabiannya. Sebagai akibatnya, Allah menurunkan siksaan-Nya kepada mereka dengan menghancurkan negeri mereka serta memusnahkan semua yang ada. Ringkasnya, orang-orang kafir itu sejak dahulu tidak berubah. Mereka selalu mengingkari kebenaran agama yang dibawa oleh para nabi utusan Allah. Mereka tentu akan menerima balasannya sebagaimana kaum-kaum sebelum mereka, bila mereka tidak bertobat dan kembali kepada jalan yang diridai Allah.
Ayat ke : 19
Tafsir : Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan dalam bentuk pertanyaan kepada Nabi Muhammad bahwa apakah telah sampai kepadanya tentang kisah Fir'aun dan kaumnya yang telah mendustakan kenabian Nabi Musa, kisah tentang kesombongan Fir'aun, dan kekufuran kaumnya, serta akibat dari perbuatan mereka, yaitu ditenggelamkan ke dalam laut. Demikian pula dengan kaum Samud yang telah mendustakan Nabi Saleh sebagai utusan Allah. Mereka telah menyembelih unta yang menjadi tanda kenabiannya. Sebagai akibatnya, Allah menurunkan siksaan-Nya kepada mereka dengan menghancurkan negeri mereka serta memusnahkan semua yang ada. Ringkasnya, orang-orang kafir itu sejak dahulu tidak berubah. Mereka selalu mengingkari kebenaran agama yang dibawa oleh para nabi utusan Allah. Mereka tentu akan menerima balasannya sebagaimana kaum-kaum sebelum mereka, bila mereka tidak bertobat dan kembali kepada jalan yang diridai Allah.
Ayat ke : 20
Tafsir : Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa mereka tidak akan lepas dari kekuasaan-Nya, dan tidak akan dapat lari dari jangkauan-Nya.
Ayat ke : 21
Tafsir : Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an itu adalah kitab Allah yang mulia, tersimpan dalam Lauh Mahfudh. Tidak ada yang dapat menandingi isi dan susunan kata-katanya, terpelihara dari pemalsuan dan perubahan. Ini sebagai jawaban kepada orang-orang kafir yang mendustakan Al-Qur'an dengan mengatakan bahwa ia adalah cerita-cerita orang dahulu kala.
Ayat ke : 22
Tafsir : Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an itu adalah kitab Allah yang mulia, tersimpan dalam Lauh Mahfudh. Tidak ada yang dapat menandingi isi dan susunan kata-katanya, terpelihara dari pemalsuan dan perubahan. Ini sebagai jawaban kepada orang-orang kafir yang mendustakan Al-Qur'an dengan mengatakan bahwa ia adalah cerita-cerita orang dahulu kala.





85:1

وَالسَّمَاۤءِ ذَاتِ الْبُرُوْجِۙ



was-samā'i żātil-burūj(i).
-Arti
Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,

85:2

وَالْيَوْمِ الْمَوْعُوْدِۙ



wal-yaumil-mau‘ūd(i).
-Arti
dan demi hari yang dijanjikan.

85:3

وَشَاهِدٍ وَّمَشْهُوْدٍۗ



wa syāhidiw wa masyhūd(in).
-Arti
Demi yang menyaksikan dan yang disaksikan.

85:4

قُتِلَ اَصْحٰبُ الْاُخْدُوْدِۙ



qutila aṣḥābul-ukhdūd(i).
-Arti
Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di Yaman),

85:5

النَّارِ ذَاتِ الْوَقُوْدِۙ



an-nāri żātil-waqūd(i).
-Arti
yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar,

85:6

اِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُوْدٌۙ



iż hum ‘alaihā qu‘ūd(un).
-Arti
ketika mereka duduk di sekitarnya,

85:7

وَّهُمْ عَلٰى مَا يَفْعَلُوْنَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ شُهُوْدٌ ۗ



wa hum ‘alā mā yaf‘alūna bil-mu'minīna syuhūd(un).
-Arti
sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin.

85:8

وَمَا نَقَمُوْا مِنْهُمْ اِلَّآ اَنْ يُّؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِۙ



wa mā naqamū minhum illā ay yu'minū billāhil-‘azīzil-ḥamīd(i).
-Arti
Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji,

85:9

الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗوَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ ۗ



allażī lahū mulkus-samāwāti wal-arḍ(i), wallāhu ‘alā kulli syai'in syahīd(un).
-Arti
yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

85:10

اِنَّ الَّذِيْنَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوْبُوْا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيْقِۗ



innal-lażīna fatanul-mu'minīna wal-mu'mināti ṡumma lam yatūbū fa lahum ‘ażābu jahannama wa lahum ‘ażābul-ḥarīq(i).
-Arti
Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan (bencana, membunuh, menyiksa) kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab (neraka) yang membakar.

85:11

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ەۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيْرُۗ



innal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti lahum jannātun tajrī min taḥtihal-anhār(u), żālikal-fauzul-kabīr(u).
-Arti
Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah kemenangan yang agung.

85:12

اِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيْدٌ ۗ



inna baṭsya rabbika lasyadīd(un).
-Arti
Sungguh, azab Tuhanmu sangat keras.

85:13

اِنَّهٗ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيْدُۚ



innahū huwa yubdi'u wa yu‘īd(u).
-Arti
Sungguh, Dialah yang memulai pen-ciptaan (makhluk) dan yang menghidupkannya (kembali).

85:14

وَهُوَ الْغَفُوْرُ الْوَدُوْدُۙ



wa huwal-gafūrul-wadūd(u).
-Arti
Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih,

85:15

ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدُۙ



Żul-‘arsyil-majīd(i).
-Arti
yang memiliki ‘Arsy, lagi Mahamulia,

85:16

فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُۗ



fa‘‘ālul limā yurīd(u).
-Arti
Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki.

85:17

هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ الْجُنُوْدِۙ



hal atāka ḥadīṡul-junūd(i).
-Arti
Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara (penentang),

85:18

فِرْعَوْنَ وَثَمُوْدَۗ



fir‘auna wa ṡamūd(a).
-Arti
(yaitu) Fir‘aun dan Samud?

85:19

بَلِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِيْ تَكْذِيْبٍۙ



balil-lażīna kafarū fī takżīb(in).
-Arti
Memang orang-orang kafir (selalu) mendustakan,

85:20

وَّاللّٰهُ مِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ مُّحِيْطٌۚ



wallāhu miw warā'ihim muḥīṭ(un).
-Arti
padahal Allah mengepung dari belakang mereka (sehingga tidak dapat lolos).

85:21

بَلْ هُوَ قُرْاٰنٌ مَّجِيْدٌۙ



bal huwa qur'ānum majīd(un).
-Arti
Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur'an yang mulia,

85:22

فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ ࣖ



fī lauḥim maḥfūẓ(in).
-Arti
yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuzh).